Hah (menghela nafas ala atlit sepak bola atau basket yang ngos-ngosan yang dikejar-kejar sama hantu – oke, memang gak ada hubungannya tapi intinya ada pada ngos-ngosannya)! Sudah lama saya tak mencoba untuk berbagi cerita disini karena terlalu asik berkutat dengan Dia-yang-dalam-bahasa-indonesia-berarti-buku-muka. Keasikan dan memang benar-benar asik karena hampir setiap detik selalu
ada saja status baru yang siap dikomentari oleh saya, meski itu cuma iseng tapi benar-benar hampir membuatku berpaling dari Blogging ke Dia-yang-dalam-bahasa-indonesia-berarti-buku-muka.
Banyak sebenarnya yang ingin aku ceritakan tapi sepertinya jadwal shiftku tak cukup untuk menceritakan kisahku semua, meski seru tapi aku tahan untuk cerita besoknya. Sebenarnya ada cerita seru lagi yaitu Mr. Slewah’s Angkringan, Ghost in my Office dan Stupidness an AnTI (Anak Teknik Informatika), tapi ya itu tadi, mending aku tahan dan aku simpan untuk ceritaku berikutnya. Hehe..
Oke, beberapa hari lalu (yang dalam kamusku berarti dulu, entah kapan) aku sedang persiapan masuk kerja atau lebih tepatnya nge-game sebelum berangkat kerja. Bukan berarti aku tak persiapan, tapi perlengkapanku hanya baju lengkap yang memang sudah aku kenakan (ya iyalah, kalo gak pake baju bisa-bisa malah masuk MURI gara-gara ada orang gila bisa naik motor tanpa jatuh en kalo ditanya ‘mau kemana pak’ jawabnya ‘ngantor dong!’ – masa ada orang gila masuk kerja), kacamata (jelas, karena kalo gak pake bisa-bisa nyasar ke kuburan alias modar, karena jalan ngebut, ngepot-ngepot en nabrak-nabrak – tidak bisa dibayangkan), helm (salah satu syarat wajib berkendara agar tidak kena tilang – bukan keamanan).
Jaket (bukan dingin yang aku permasalahkan tapi pandangan orang-orang ketika melihatku diperempatan, karena mereka akan berkata ‘wow, badannya aero dinamis sekali!’ – inilah kata lain dari ‘kurus’), Sendal (tanpa ini sangat bahaya apalagi dalam berkendara, karena ini dapat melindungi kita ketika –misal– kita dalam keadan genting seperti, mendadak harus menge-rem karena ada motor yang nylonong nyebrang. Nah secara otomatis kita akan berfikiran ‘rem kaki’, namun takutnya bukan menginjak tuas rem belakang tapi malah benar-benar menge-rem dengan kaki – pemikiran yang anarkis).
Flash drive (bukan mengemudi super cepat tapi penyimpanan-data-sebesar-korek-gas, berisi data-data tidak penting tetapi terlalu penting untuk tidak dibawa), Korek Gas dan Rokok (senjata andalan ketika bosen menyerang, karena setelah menimba ilmu dibeberapa tempat ternyata bosen lemah terhadap korek dan rokok, ini disimpulkan ketika bosen tidak mampu merokok bahkan tidak mampu menyalakan rokok dengan korek), dan Terakhir Nge-Game Pro Evolution Soccer 2010 (yang secara kaget bisa aku jalanin di komputer dengan vga onboard) sampe 30 menit sebelum jadwal kerjaku pada malam itu (yang berarti malam entah kapan, aku tak ingat) tiba.
Jam sudah menunjukkan dimana aku harus berangkat kerja, inisialisasi perlengakapan dilakukan dan tidak menemukan kekurangan (itu berarti siap berangkat – 86). Keberangkatan dimulai atau diawali dengan menuntun kendaraanku hingga ke jalan raya karena rumahku memang ada dalam kampung, dari sini beberapa kesialan terjadi dan kesabaranku diuji (hiperbola sedikit – sebagai bumbu cerita). Setelah sampai di depan gapura kampungku baru teringat bahwa komputerku belom aku matikan. Bukan takut boros listrik, tapi takut ada ‘tuyul’ yang macem-macem sama komputerku sampe komputerku harus rawat inap karena menderita batuk-batuk dan gegar otak ringan – lagi. Kemudian setelah kembali dari matiin komputer aku harus kembali lagi ke rumah karena baru sadar bahwa dompetku tertinggal (tepatnya belum aku masukkan ke saku belakang – pikun).
Bukannya langsung berangkat setelah mengambil dompet malah kembali lagi ke rumah karena baru ngerasa kalo kepalaku dingin en kerasa enteng. Ternyata aku belom memakai helm –lagi– setelah aku melepasnya ketika mau mematikan komputer. Perjalanan sudah dimulai, kendaraanku melaju kencang bak sang kusir yang mengendalikan kudanya (jangan capek-capek komentar, simpan saja dalam hati karena ini memang gak ada hubungannya – lanjut). Setelah mengelilingi alun-alun ¾ lingkaran (maaf, tidak sampe mengelilingi karena hanya ¾ lingkaran saja – sadarlah!) ban kendaraanku bocor sebocor-bocornya karena jalan kendaraanku mirip kuda, nyundul-nyundul (tuing-tuing).
Tapi untung saja ada tukang tambal ban (sekaligus tukang jual bensin – juga) yang masih buka jam segitu, alhasil tambal ban pun tak terelakkan. Lama aku menunggu, kepul asap hitam dari besi yang menempel di ban kendaraanku sudah meredup dan itu berarti prosesi penambalan sudah 99% selesai. Yang 1% pengecekan ban, apakah tambalan sudah bagus apa terlalu bagus (wkakakaka – gak segitunya). Setelah selesai, keberangkatan kembali dilakukan tapi belum ada 10 meter, kendaraanku kembali endut-endutan, ternyata kendaraanku 'haus'. Lihat saja, tangki bensin kendaraanku benar-benar kerontang kring-kring.
Mau gak mau back to the tukang-tambal-ban again deh.. (balik maning.. balik maning..), ngisi bensin selesai en mau gak mau harus wajib ngebut ampe kantor, nyelip sana-nyelip sini, ngebut nganan-ngiri, terobos lampu merah (nengak-nengok siapa tau ada polisi ngejar), nge-rem mendadak karena ada kendaraan nyembul dari perempatan, ngebut lagi sampe gas pol (telunjuk siap siaga dituas rem – sapa tau tuasnya lepas gara-gara ngebut) tapi tetep aja gak kerasa ngebut karena aku cuma pake pitung en sengebut-ngebutnya aja palingan cuma lari 60km/jam, itu aja mesinnya dah pake ‘nggereng-nggereng’.
Akhirnya nyampe juga dikantor, telat 30 menit. Minta maaf aku lontarkan ke shift jaga sebelumku, shift jaga sebelumku adalah si Aldi. Tapi disana ada Angga, sepertinya datang dari tadi buat nemenin Aldi tapi setelah aku tanya Angga dateng buat nggantiin Aldi dari 2 jam sebelum shift Aldi selesai. Setelah ngobrol lama baru tersadar bahwa hari itu (berarti hari dimana aku tersadar waktu itu – sangat tidak membantu mengingat) harusnya aku tidak ada shift kerja dan memang Angga yang shift hari itu. Lengkap sudah kesialanku hari itu, tapi mau bagaimana lagi. Akhirnya acaranya ya cuma nongkrong di kantor en habis si bosen datang, pulang ke rumah deh! Fiuh..
kemajuan gan! lali bin pelupa :))
ReplyDelete@mrthanks:
ReplyDeleteBwahahahahah.. ente nak yo
ngerti ane kayak gimana to gan?
apa kabar?
ReplyDeleteAdd FB ku to le....
ReplyDeletealbaransyah@yahoo.com
Btw, masih inget akukan...kanca ne Unai..dr jakarta.
regards,
aal
test
ReplyDelete