Tidak. Bukan seperti biasanya. Bukan seperti kebanyakan. Memang untuk membacanya sering kita berada didalamnya. Bahkan tak jarang pula kita menjadi orang ketiga yang benar-benar bermain dalam drama itu. Namun ini. Drama ini begitu berbeda. Untuk beberapa cerita memang mampu membuat saia tertegun dan merasakannya. Melaluinya. Seakan ini sedang terjadi dihadapan saia. Saia akui bahwa tak jarang drama yang selalu saia sempatkan untuk membacanya akan selalu tertanam dalam benak saia dan selalu saia ingat. Bahkan saia ambil inti dari permasalahan yang ditimbulkan dalam alur penceritaan tersebut. Namun. Saia tak habis pikir bahwa plot ini mampu membuat saia benar-benar merasakannya. Merasakan bahwa cerita ini nyata. Alur ini ada. Ini seperti diary. Diary yang berisi tentang kisah seseorang nun jauh disana. Setelah membacanya pun saia masih merasa bahwa saia seperti baru saja sedang mengalaminya. Seakan tokoh ini adalah kerabat saia dan saia sedang berada disampingnya. Mendengarkan dan merasakan perjalanan hidupnya. Saia seperti berdiri disampingnya saat ia berkata. Saia selalu merasa tertekan ketika ia sedang gelisah. Ingin rasanya memberikan sebuah jalan keluar. Memberikan sebuah penghiburan. Menawarkan bantuan. Meski saia sadar bahwa ini hanya sebuah cerita yang saia ikuti dengan mata dan batin saia saja.
Ingin sebenarnya mengungkapnya dari dulu. TIdak. Bukan dari dulu, melainkan ketika saia membacanya pertama kali. Yah. Novel Ayat-Ayat Cinta, The Phenomenon. Ini bukan sekedar novel dan cerita. Ini adalah sebuah dakwah. Perjalanan religius. Ajaran-ajaran dan pengetahuan Agama Islam yang untuk beberapa orang bahkan belum pernah tahu. Kisah yang diceritakan begitu ringan tetapi kandungan yang dibebankan didalamnya begitu hebat. Saia telah yakin bahwa movie-nya tak semenarik dan se-berisi novelnya. Saia juga tahu bahwa karena adanya keterbatasan waktu atau durasi hingga tidak memungkinkannya pembuatan skenario yang mirip dengan novelnya. Tapi setidaknya tidak terlalu melenceng jauh dari sumbernya. Itu yang sebenarnya saia harapkan dari film-nya. Namun dalam kenyataan memang susah. Film-nya sangat jauh sekali. Yang saia sayangkan adalah babak dimana sang tokoh utama menerangkan kenapa ketika kita menyakiti orang yang bahkan bukan seiman dengan kita, kita sama saja menyakiti Rasulullah, Kita telah berseteru dihadapan Allah melawan Rasulullah, hingga akhirnya ia yang menyakiti dan mangata-ngatai orang yang bukan seiman tersadar.
Kemudian dalam film. Diperlihatkan bahwa sang istri pertama tokoh utama, terlalu bangga dengan statusnya sebagai orang kaya melalui dialognya ketika sang suami tak perlu bekerja dan uang-nya telah lebih dari cukup. Padahal di dalam novelnya, sang istri diceritakan sebagai seorang yang kaya raya namun dalam penggunaan hak materinya diserahkan kepada sang suami. Seperti saat ketika sang istri rela berpanas-panasan dan berdesak-desakan di dalam metro hanya karena ia tak berani meminta ijin kepada suaminya untuk membeli mobil karena takut keputusannya tak sejalan dengan gaya hidup sederhana suaminya selaku pemimpin keluarga. Disini dijelaskan bahwa suami adalah pemimpin namun didalam film tidak seperti itu. Ini pula lah yang saia sayangkan ketika hal-hal penting seperti ini dihilangkan.
Dan yang paling, paling, paling disayangkan adalah ketika Maria bercerita mengenai keadaan dirinya dalam alam bawah sadar. Ketika ia berada didepan pintu masuk Surga. Bagaimana kejadian ketika ia mencoba satu persatu pintu Surga hingga ia akhirnya putus asa dan melantunkan Surat Maryam sambil menangis. Hingga akhirnya sang Bunda Maryam menemuinya dan menerangkan bagaimana cara agar ia dapat masuk Surga. Ia terbangun dan menceritakan semuanya hingga akhirnya ia dibimbing untuk berwudlu, mengucap Syahadat dan akhirnya pergi untuk selama-lamanya. Mungkin sebenarnya banyak yang sangat disayangkan untuk dibuang, padahal beberapa hal bahkan banyak hal yang merupakan dakwah-dakwah islam yang bagi sebagian orang sangat dibutuhkan. Mungkin hanya sebagai bimbingan atau bahkan mungkin mampu menjadi sebuah koreksi kehidupan. Cerita ini untuk saia merupakan cerita sederhana yang mampu membuka mata kita akan eksistensi Islam dalam kehidupan sehari-hari dan dalam ujian dari Allah atas manusia pada umumnya.
hmmm... ayat2 cinta....
ReplyDeletemmg bagus banget...
ada byk serita dan makna....
@annie :
ReplyDeletekalo novel nya memang sarat makna
tapi sayang film-nya ga begitu...
mang annie dah liat dua2 nya ya ..?
udah 2 duanya....
ReplyDeletemmg ci sedikit berbeda antara film dg novelnya...
tapi itu wajar cos novelnyakan mmg panjang banget sementara film kan durasinya terbatas and...
mmg bahasa tulisan kadang lebih mudah dibanding bahasa visual...
tapi 2 duanya tetep OK kan...??
hehehe... tapi tetep aja ku masih anti poligami meski dah nonton ayat2 cinta:D
whehehe....;))
Hi Rahendz,
ReplyDeletethx for coming to my blog.
Ayat-ayat cinta?
mm...sudah nonton tapi belum sempat baca novelnya. Filmnya lumayan tapi ada beberapa hal yang nggak masuk akal :
1. aku bukan si anti-cinta tapi, masa hanya dengan dinikahi, Maria bisa langsung bangun dari koma (so unreal...)
2. Yang ini, pas pemutaran sempat ada masalah teknis di bioskop jadi agak sedikit nggak jelas tapi, kalo aku liat sih alur waktu itu:
Tu cewe yang jadi budak (dimainkan zaskia, saya lupa nama perannya di situ) kok bego amat maunya diperkosa orang yang memperbudak dia hanya karena dendam sama Fahri (so stupid..)
Tapi, kalo alur cerita yang aku simpulkan salah, tolong dibenerin,ya?
Anyway, kalo kamu suka melihat gambar-gambar unik pas insomnia, coba deh kunjungi:
worldofuniques.blogspot.com
Thx sebelumnya.
warmest Regards,
Ivana
belum liat filmnya sih, soalnya banyak yang bilang kalo filmnya jelek
ReplyDeletetapi novelnya keren banget...
rekor yang nonton filmnya aja udah menyamai harry potter..jadi pengen liat juga.. :p
katanya bakaln ada ayat2 cinta extended lho....
@speakup ::
ReplyDeleteItulah film indonesia, terlalu banyak yang ga masuk akal, lagian jika diceritakan yang sebenarnya takut tidak akan cukup waktu karena durasi film kan paling enak ya 2 jam-an gitu..
Zaskia, doi meranin si noura. Yang jelas kalau dalam novel doi ga gara2 dendam trus rela diperkosa. Lebih enaknya siy baca novelnya aja deh... he.
@galuh ::
kalo buat aku siy, kalo misalnya udah baca novelnya ya yang pasti bakalan kecewa ama filmnya deh...
filmnya menurut gw fenomenal, tapi sbagai film islami gw merasa kurang sreg, karena ada adegan dimana terdapat mesra2x antara pria dan wanita, walaupun itu adegan tapi apakah pantas film islami spt itu?
ReplyDelete@ Abi Bakar ::
ReplyDeleteWah, kalo masalah itu saya ndak berani mengomentari mas. Habisnya takut salah-salah...
Yang jelas kalau buat saya mas, pandangan setiap orang berbeda-beda. Sedangkan saya sendiri berpendapat bahwa adegan tersebut memang kurang islami karena kita tahu sosial kehidupan mereka, dan tinggal bagaimana cara kita menyikapinya.
Nah, sedangkan untuk orang awam. Mungkin, mereka akan berfikir bahwa jika mereka ingin bermesraan maka didahului dengan menikah dulu. Setidaknya itu yang saya lihat dari adegan pada film tersebut.
Bagi orang awam, mereka akan lebih mudah mencerna isi cerita, kandungan cerita atau alur ceritanya dibandingkan dengan kehidupan sosial mereka secara real-life.
Maka, kita tinggal kembali ke diri masing-masing. Dari sudut pandang mana kita akan melihat masalah itu. Yah, mungkin itu aja siy mas yang saya tahu. Soalnya yang lebih tahu yang maha kuasa, Allah SWT.